Senin, 21 September 2015

GADO-GADO Cerita Hidup Bersama Pak Tinus - edisi 21 September 2015

GADO-GADO
Bersama : Pak Tinus
(Praktisi Psikologi Industri, Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Industri)


MELATIH DIRI MENJADI PEMIMPIN. Saya tidak pernah mengatakan bahwa menjadi pemimpin itu lebih baik daripada menjadi anak buah. Masing-masing adalah penggilan hidup. Sama seperti tidak semua orang bisa menjadi seniman, atau tidak semua orang bisa menjadi ilmuwan. Semua sama baiknya asalkan dijalani dengan sungguh-sungguh.

"Tetapi apakah ada ciri-cirinya bahwa seseorang itu panggilan hidupnya menjadi pemimpin atau tidak?" tanya Slontrot.

"Ada," jawab saya. "Dilihat saja apakah sejak SD atau SMP dia itu sudah biasa menjadi panutan atau pelopor bagi teman-temannya".

Ini wajar saja. Saya punya teman yang sejak SD terlenal pandai menggambar. Di SMP dia juga terkenal pandai menggambar. Di SMA dia juga terkenal pandai menggambar. Tidak heran kalau dia kemudian kuliah di Arsitektur ITB, dan sekarang menjadi arsitek terkenal.

"Jadi, tidak bisa ya....seseorang diikutkan training tentang kepemimpinan, kemudian dia jadi pemimpin ?" tanya Slontrot.

"Harus ada prosesnya. Tidak bisa langsung jadi pemimpin....dan yang namanya berproses itu pasti belajar setahap demi setahap," jawab saya.

* * * * * 

Di tempat kerja, seringkali terjadi salah persepsi dalam membedakan karyawan yang produktif sebagai anak buah dengan karyawan yang punya potensi untuk dilatih supaya kompeten menjadi pemimpin. Harus dipahami bahwa tidak setiap anak buah yang produktif dapat dilatih supaya kompeten menjadi pemimpin, sebab hanya anak buah yang punya potensi menjadi pemimpinlah yang seharusnya dilatih supaya kompeten menjadi pemimpin.

"Kamu tidak pernah bisa mengajar anak sapi untuk terbang," kata saya kepada Slontrot. "Meskipun itu adalah anak sapi yang sehat dan kuat, dia tetaplah anak sapi, dan anak sapi memang tidak pernah bisa terbang, bahkan ketika dia sudah menjadi sapi dewasa sekalipun. Tetapi dia bisa menjadi sapi yang gemuk dan sehat, sebagaimana anak sapi seharusnya".




-----oOo-----
Penulis: 
Ir. Constantinus, M.M.


Pak Tinus sudah bekerja menjadi salesman sejak umur 19 tahun. 
Sejak tahun 2002 menjadi Praktisi Human Resources. Anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) dan Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar