Selasa, 30 Juni 2015

Arti Penting Sebuah Pelayanan Kaki Lima Tidak Siap Buka Puasa




Gambar 1. Menu Makanan yang Batal Saya Pesan


Lamper, Minggu/ 28 Juni 2015.
Menjelang buka puasa, saya mengajak teman dekat saya ke salah satu pedagang kaki lima yang gosipnya asik buat kongkow-kongkow di sekitar lamper.

Ditengah perjalanan saya ceritakan bagaimana enaknya menu masakan di sana....
sesampainya disana kami susah memarkirkan kendaraan kami.. terlebih tidak ada petugas parkir...
suasana disana sangat ramai... maklum semua orang pada ngabuburit di sana....

Kami memilih tempat duduk dekat dengan juru masak,
dari sana kami melihat begitu sibuknya si juru masak melayani pesanan...

tidak terasa, kami sudah duduk sekitar 1 jam... tanpa ada yang mengantarkan menu makanan yang akan kami pesan....
sadar ada yang tidak beres... segera saya menemui pelayan yang sedang sibuk membantu juru masak...
"saya minta tolong diberikan daftar menunya mas..." pinta saya pada pelayan tersebut.
"tunggu mas.... eh ini mas... menunya... tapi maaf bolpointnya habis..."  jawab dia dengan cepat

saya hanya tersenyum mendengar perkataan dia...
"bagaimana cara memesan menunya kalo bolpointnya saja tidak ada... apa saya bolongin???" gumam saya dalam hati...

sambil saya memilih menu... saya memperhatikan beberapa orang yang komplain tentang menu yang di masaknya lama... dan mereka satu persatu membatalkannya....

"mas... kita pindah aja yuk.... saya sudah tidak sreg makan disini.." ungkap teman saya dengan nada kecewa...
"ya sudah...." jawab saya sambil berdiri dan membawa daftar menu...

sambil saya menyerahkan menu... "mas, mohon maaf saya tidak jadi makan di sini... berapa untuk 2 botol es teh nya..."

pelayan memandang saya, dan berkata " tujuh ribu rupiah mas..."

lalu saya berikan uang Rp. 10.000,-

Pelayan menerima sambil berkata "tidak ada uang pas mas??'

saya jawab... "tidak ada mas..."

terus si pelayan segera membolak balik dompetnya... dan segera berjalan lambat ke arah ruang khusus karyawan...

setelah 10 menit...
si karyawan datang dan bilang maaf pak... kembaliannya tidak ada....

saya hanya tersenyum....
"ya sudah, untuk anda saja kembaliannya mas...." dan saya biarkan berlalu...

Buka puasa yang sungguh menguras kesabaran heheheh.....

Diskusi:
Setelah membaca cerita di atas...
ada beberapa kesimpulan yang dapat kita ambil, sebagai berikut:
1. Tempat saya makan, tidak siap melayani konsumen banyak yang datang secara tiba-tiba
2. Tidak ada pembagian kerja yang jelas
3. Kurang personil
4. Belum memahami "arti penting dari sebuah pelayanan dan nama baik"
5. Tidak terlihat adanya Team leader yg bisa langsung menangani kasus khusus yang mendadak

--ooOoo--


Jika saya menjadi Team Leader di tempat itu... apa yang akan saya lakukan??
yang pasti saya akan segera menolak ketika pelanggan yg kekesalan karena menunggu lama pesanan itu hendak membayar teh manis tersebut...

Ilustrasi:
Pelanggan datang dengan wajah tidak seceria pas dia masuk ke rumah makan....
sambil dia menyerahkan menu... "mas, mohon maaf saya tidak jadi makan di sini... berapa untuk 2 botol es teh nya..."

maka akan segera saya jawab dengan halus:
Terima kasih banyak atas kunjungannya pak, mohon maaf jika membuat bapak menunggu lama untuk pesanannya. sebagai ungkapan permohonan maaf kami, untuk es tehnya bapak tidak perlu membayarnya.. :)
semoga untuk lain kesempatan bapak tidak kapok untuk berkunjung ke tempat kami...
(diakhiri dengan senyuman...)

saya, jamin...
setidaknya si pelanggan itu akan sedikit reda rasa kesalnya...





-----oOo-----


Penulis: 
Franes Pradusuara, S.Pt., M.Si


Kang Franes memulai karirnya sebagai Praktisi Human Resources sejak 2011. 
Anggota  Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi (APIO).

Senin, 29 Juni 2015

GADO-GADO Cerita Hidup Bersama Pak Tinus - edisi 29 Juni 2015

GADO-GADO
Bersama : Pak Tinus
(Praktisi Psikologi Industri, Anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), Anggota Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi (APIO))


(Foto : Buku Dale Carnegie versi lama yang dicetak ulang)
 

(Foto : Buku Dales Carnegie versi baru alias "di era digital")


* * * * * 
 

KETRAMPILAN SOSIAL. Kata-kata ini digunakan untuk mendefinisikan kemampuan seseorang dalam menjalin hubungan dengan orang lain.

"Apa ini ada kaitannya dengan kesuksesan seseorang dalam meniti karir di tempat kerja atau melakukan bisnis mandiri ?" tanya Slontrot.

"Tentu saja," jawab saya. "Orang yang kemampuan intelektualnya tinggi tetapi ketrampilan sosialnya rendah, cenderung kalah cepat dalam meniti karir dibandingkan orang yang kemampuan intelektualnya pada taraf rata-rata tetapi mempunyai ketrampilan sosial yang tinggi. Begitulah yang terjadi di Indonesia".

"Kok bisa begitu ?" tanya Slontrot.

"Bisa saja. Sebab di Indonesia, ada tuntutan bahwa orang harus mampu menjadi pemain tim kerja yang baik, entah sebagai karyawan maupun sebagai pemilik bisnis mandiri. Untuk menjadi pemain tim kerja yang baik, syaratnya harus mempunyai ketrampilan sosial yang tinggi," jawab saya.

"Ciri-ciri orang yang mempunyai ketrampilan sosial yang tinggi itu seperti apa, sih ?"

"Ada banyak. Tetapi di sini saya sebutkan yang penting-penting saja. Pertama, dia kalau berbicara dengan orang lain tidak membuat orang lain sakit hati. Kedua, orang-orang cenderung suka berbicara atau berdiskusi dengan dia. Ketiga, dia dapat memberikan pujian dengan tulus kepada orang lain. Keempat, kalau ada orang yang memberikan pujian kepadanya, dia dapat menerima pujian itu dengan wajar".

* * * * *

Salah satu buku bacaan yang berguna untuk meningkatkan ketrampilan sosial ----- menurut saya ----- adalah buku tulisan Dale Carnegie seperti terlihat pada gambar di atas. Buku tersebut ditulis pada tahun 1936, dan sampai saat ini masih terus dicetak ulang mengingat masih banyak orang yang berminat membeli dan membaca buku ini. 

Dengan selesai membaca buku ini, tidak berarti ketrampilan sosial seseorang secara otomatis meningkat. Masih ada proses yang harus dilalui, seperti mempraktekkan apa yang ditulis dalam buku tersebut secara bertahap dan konsisten serta terus- menerus. Selain itu, aspek kepribadian juga berpengaruh. Artinya, ada yang dengan cepat bisa menguasai dan menerapkan apa yang tertulis dalam buku tersebut karena kepribadiannya cenderung cocok / mendukung, ada pula yang perlu waktu lebih lama karena kepribadiannya memiliki "gap" yang relatif besar dibandingkan dengan tuntutan dalam buku tersebut.

Intinya, semua itu memerlukan usaha sungguh-sungguh yang dilandasasi dengan doa.  Dan membaca buku Dale Carnegie di atas hanya merupakan salah satu usaha yang harus dilakukan.....

-----oOo-----
enulis: 
Ir. Constantinus, M.M.


Pak Tinus sudah bekerja menjadi salesman sejak umur 19 tahun. 
Sejak tahun 2002 menjadi Praktisi Human Resources. Anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) dan Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi

Jumat, 26 Juni 2015

Memorable Experience or Pleasure Service

Apa sih yang kita inginkan apabila datang ke suatu tempat makan atau tempat penginapan?? Yang jelas kedua tempat ini sebagai tempat untuk bersantai, melepas lelah, ataupun refresh otak. pasti kita menginginkan hal yang menyenangkan dan berkesan. Itu yang akhirnya membuat kita 'ketagihan' dan bisa kembali dan kembali lagi. Itu artinya hal yang berkesan lebih menarik Hal yang tidak terlupakan (memorable experience) pasti ada yang menyenangkan tapi juga ada yang tidak menyenangkan. Justru, yang membuat kita untuk kembali ke tempat itu lagi pasti yang menyenangkan. Apabila, tempat tersebut tidak memberikan pelayanan yang menyenangkan bagaimana bisa kita dapat mereferensikan ke saudara atau orang lain. Satu kata yang pasti dilontarkan "NOT RECOMMENDED"!!!
http://www.strugglingnetpreneur.com/wp-content/uploads/2013/11/memorable-experience.jpg

- only smile, friendly, and warm not enough -
-----oOo-----

Penulis : 
Linda Tetelepta, S.A.P
Alumni FISIP Universitas Diponegoro 
Anggota APIO Semarang

Kamis, 25 Juni 2015

Lembaga Ketrampilan dan Pendidikan (LKP) PPSDM Restu Group Resmi 

Mendapatkan Ijin Penyelenggaraan Pelatihan Kerja 

Oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Semarang







--oOo---
 Penulis Oleh:
Happy Hapsari, S.H



Alumni Universitas Negeri Semarang
Anggota APIO

Rabu, 24 Juni 2015

Marketing is Art 




Kita bekerja di perusahaan yang bergerak dibidang perbankan yang dimana kita membutuhkan marketing/sales. Marketing sangat penting dibutuhkan diperusahaan Restu Group karena penghubung antara perusahaan dan juga konsumen. Dalam hal ini tugas marketing tentu saja sangat vital dalam perusahaan. Secara tidak langsung marketing merupakan ujung tombak dalam perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan yang sudah ditetapkan. Oleh karena itu, perusahaan harus memberikan perhatian lebih kepada marketing. 

Supaya perusahaan bisa mencapai target yang sudah ditentukan diperlukan strategi marketing atau strategi pemasaran yang tepat. Dengan strategi pemasaran yang tepat perusahaan bisa dengan mudah untuk mendapatkan keuntungan dan mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. 

Maka dengan itu Marketing BPR Restu Group harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dibidang marketing / sales yang professional salah satunya kita bisa membaca buku atau mendengarkan seminar, contohnya dari motivator James Gwee.

Kesimpulanya : Marketing is art. Marketing adalah seni, seni menjual diri, seni komunikasi, seni menjalin komunikasi. Sebagai marketing banyak ilmu yang perlu dipelajari. 




--oOo--


Penulis:

Rahmi Hardyastuti, S.Psi





Alumni  2013 - Universitas Islam Sultan Agung 
Anggota APIO


Selasa, 23 Juni 2015

Aku Mah Apa Atuh??

Gambar 1. Jus Buah Naga Merah Cocok Diminum Setelah Buka Puasa



Selamat siang, Sahabat WartaHR...
Malam kemarin saya dihubungi oleh teman saya dari Bogor....
Dia mengajak saya reuni-an di Purwokerto sebelum Lebaran...

Dia ternyata sekarang bekerja sebagai HR di lembaga keuangan di Bogor...
Dia menceritakan begitu sibuknya dia setiap hari...Tugasnya banyak....
kadang-kadang harus seleksi, buat kontrak kerja, hitung absen...
penilaian kinerja karyawannya... lembuar setiap saat... ngurusi BPJS ga ada selesainya...
terlebih bosnya disana tidak "pengertian"...

Saya hanya tersenyum saja...
Saya bilang... itu semua adalah pengalaman yang paling berharga...
apalagi untuk kita yang latar belakang pendidikannya tidak nyambung...

Teman saya, menceritakan bahwa sesudah lebaran dia akan meminta resign...
dan akan mencari pekerjaan yg jauh lebih baik... dan mungkin dia akan keluar dari kota Bogor....

Saya hanya tersenyum...
saya bilang... apakah itu memang sudah diniatkan??
atau hanya emosi sesaat....

Teman saya hanya diam....
dan berkata   "Aku mah apa atuh???"
Kerjaannya ga jelas.... ga ada penghargaan juga.... dari perusahaan...
padahal aku sudah 5 tahun kerja di perusahaan itu.....

Sampai pembicaraan kami terakhir...
teman saya selalu menggerutu....
dan saya hanya menanggapi dengan mendinginkan suasana......
tak terasa... waktu sudah semakin larut.... dan kamipun mengakhiri perbincangan...

Sebelum tidur,..
saya menghabiskan juz buah naga kesukaan saya....
m...m.... manis sekali.....
tidak  seperti kehidupan saya..... :p


RENUNGAN:
Sebagai HR, apakah kita akan mempertahankan seseorang... yang secara kepribadian dia sudah prustasi ditempat kerja???
Apakah kita perlu mencari tahu sumber yg membuat dia frustasi??? supaya kelak.. tidak ada karyawan lain yang mengalami nasib yang sama....


-----oOo-----


Penulis: 
Franes Pradusuara, S.Pt., M.Si


Kang Franes memulai karirnya sebagai Praktisi Human Resources sejak 2011. 
Anggota  Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi (APIO).


Senin, 22 Juni 2015

GADO-GADO Cerita Hidup Bersama Pak Tinus - edisi 22 Juni 2015

GADO-GADO
Bersama : Pak Tinus
(Praktisi Psikologi Industri, Anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), Anggota Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi (APIO))

(Foto : Hotel IBIS mempunyai beberapa "kelas" hotel dengan nama yang berbeda, untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang berbeda-beda. Pasti ada orang dengan kualifikasi salesman yang mengatur langkah-langkah seperti ini, termasuk tentang teknis promosi lewat mobil. Memang, promosi merupakan bagian dari MARKETING MIX, tetapi orang MARKETING tanpa kualifikasi SELLING (pernah menjadi SALESMAN) akan "garing" dalam menyusun dan menjalankan program bisnis)

* * * * *

SALESMAN. Itulah kata yang secara tegas dan jelas saya ucapkan, ketika ada orang yang bertanya kepada saya, tentang pekerjaan saya. 

Benar bahwa di usia 19 tahun, saya sudah mendirikan dan menjalankan Lembaga Bimbingan Belajar milik saya sendiri (bersama pacar saya, yang sekarang menjadi istri saya).

Benar bahwa di usia 25 tahun sampai 28 tahun saya bekerja sebagai pegawai tetap di Bank BNI dengan NPP 21375.

Benar bahwa di usia 29 tahun sampai 32 tahun saya bekerja di salah satu perusahaan milik Texmaco Group di Jakarta, sebuah perusahaan multinasional dengan banyak anak perusahaan di seluruh dunia.

Dan benar bahwa di usia 32 tahun sampai sekarang ini, saya bekerja sebagai Praktisi Psikologi Industri dan menjadi Komisaris Independen di sebuah group Bank Perkreditan Rakyat yang terkemuka di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tetapi, saya tetaplah seorang SALESMAN. Itulah KUALIFIKASI UTAMA saya.

"Lho, kok kamu malah ngaku salesman. Itu 'kan tidak bergengsi. Orang-orang sekarang memakai istilah MARKETING atau FINANCIAL CONSULTANT supaya lebih bergensi," protes Slontrot.

Saya hanya tersenyum. "Itulah masalahnya," kata saya kepada Slontrot. "Mereka tidak bangga dengan kualifikasi SALESMAN. Padahal, pekerjaan mereka 'kan tetap berjualan juga, 'kan ?"

Slontrot mengangguk-anggukkan kepala.

"Salesman itu adalah kualifikasi yang sangat saya cintai. Sejak saya masih turun tangan langsung BERJUALAN secara DOOR TO DOOR dengan BERJALAN KAKI dalam arti yang sesungguhnya di usia 19 tahun, saya selalu bangga dengan menyebut diri saya sebagai SALESMAN. Kenapa ? Karena saya memang seorang PENJUAL PROFESIONAL, yang mendapat penghasilan dari berjualan memenuhi kebutuhan konsumen".

Entah, hanya ada berapa persen siswa SMA / sederajat dan mahasiswa yang bercita-cita menjadi SALESMAN. Perkiraan saya, tidak banyak. Pada umumnya, orang ini bekerja di kantor yang tidak kepanasan dan tidak kehujanan, yang tempat kerjanya ber-AC, yang tidak dikejar target penjualan yang selalu meningkat, dan karena itu TIDAK TERANCAM DIPECAT dari perusahaan.

Benarkah demikian ? Bagaimana kalau para SALESMAN tidak bisa berjualan sesuai target ? Bukankah perusahaan itu akan surut dan akhirnya bangkrut ? Dan bukankah itu juga berarti juga karyawan non salesman akan kena pecat juga, sebab perusahaan surut / mau bangkrut ? Jadi, kalau diartikan bahwa non salesman aman dari pemecatan, tidak benar juga.

"Tapi 'kan jadi karyawan di kantor tidak kepanasan dan tidak kehujanan, 'kan ?" kata Slontrot.

"Itu karena kamu melihatnya hanya sepotong-sepotong. Apa memang tujuan kamu bekerja hanya biar tidak kehujanan dan tidak kepanasan saja ? Jadi salesman itu BANYAK ENAKNYA juga. Insentifnya besar kalau hasil kerjanya bagus, sehingga PENDAPATAN salesman yaitu gaji plus insentif pasti lebih besar dari staf non salesman. Selain itu, KEPEMIMPINAN di PERUSAHAAN hampir pasti dipegang oleh karyawan dengan kualifikasi SALESMAN di awal kerjanya. Mengapa ? Sebab bisnis itu yang PALING MENDASAR adalah BERJUALAN, dan itu dilakukan oleh orang-orang SALES, apapun levelnya....entah staf, supervisor, manajer, bahkan sampai direktur sekalipun," kata saya.

"Lha kamu 'kan jadi Praktisi Psikologi Industri. Apa hubungannya dengan latar belakang kamu sebagai salesman ?" tanya Slontrot.

"O.... Hubungannya erat sekali. Sebagai orang dengan kualifikasi salesman, saya menggunakan keahlian saya sebagai salesman untuk melakukan penawaran dan negosiasi gaji dengan pelamar kerja potensial.... Saya juga menggunakan keahlian salesman untuk menjual ide dalam melakukan pembenahan sistem di perusahaan, dan bahkan pada saat melakukan pemutusan hubungan kerja kepada karyawan secara HUMANIS dan SESUAI UNDANG-UNDANG Ketenagakerjaan," jawab saya.

"O.... Dengan begitu, tidak terjadi gejolak, ya ?" tanya Slontrot.

"Iya. Pengusaha senang, karena bisa diyakinkan. Karyawan juga senang, karena bisa diyakinkan. Tetapi memang semuanya itu perlu keahlian SALESMANSHIP dan sesuai UNDANG-UNDANG," jawab saya.

"Lha kalau ada karyawan yang sudah terlanjur belum pernah menjadi salesman, tetapi ingin mempelajari SELLING / SALESMANSHIP, bagaimana ?" tanya Slontrot.

"Memang tidak sekomplit kalau pernah praktek menjadi salesman, tetapi membaca buku tentang SELLING / SALESMANSHIP. Atau dengan mengikuti seminar tentang SELLING / SALESMANSHIP. Atau dengan menonton video tentang SELLING / SALESMANSHIP. Ada banyak cara," jawab saya.

Memang, mungkin Anda sudah terlanjur tidak pernah menjadi salesman. Tetapi mempelajari pengetahuan dan kepribadian salesman akan sangat bermanfaat bagi Anda, apapun pekerjaan dan jabatan Anda, karena Anda mahir dalam menjual ide atau apapun kepada relasi atau rekan kerja Anda.

-----oOo-----
Penulis: 
Ir. Constantinus, M.M.


Pak Tinus sudah bekerja menjadi salesman sejak umur 19 tahun. 
Sejak tahun 2002 menjadi Praktisi Human Resources. Anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) dan Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi

Jumat, 19 Juni 2015

Laporkan Keluhan Anda Pada Tempatnya

 (Masih) Sekilas BPJS Kesehatan

Diperuntukan untuk semua kalangan, apabila Anda memiliki keluhan atas pelayanan mengenai BPJS Kesehatan. Silahkan berkeluh kesah pada tempatnya, seperti inilah poin penting yang lebih sederhana untuk pelaporan :

1. Petugas BPJS Center di setiap Rumah Sakit yang bekerjasama berperan sebagai pusat pelayanan administrasi dan pengaduan peserta BPJS Kesehatan.
2. Pusat layanan Online 24 Jam melalui 1500400 dan Hotline service KCU Semarang di 08156579791
3. Semua Faskes yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan memberikan pelayanan sesuai ketentuan berlaku
4. Penggunaan Formulir Keluhan BPJS Kesehatan agar dapat ditindaklanjuti oleh BPJS Kesehatan
5. Data keluhan disampaikan secara detail, antara lain waktu kejadian, petugas faskes, tempatkejadian, dan permasalahan yang terjadi.

Semoga bermanfaat untuk semua.
-----oOo-----


Penulis : 
Linda Tetelepta, S.A.P

Alumni FISIP Universitas Diponegoro 

Anggota APIO Semarang

Kamis, 18 Juni 2015


BPR Restu Artha Makmur (RAM)

Rilis Kredit Mudik Periode 17 Juni s/d 14 Juli 2015

Info lebih lanjut hubungi : (024) 6721721

Banyak Hadiah Menarik Menanati Anda........!!





--oOo---
 Penulis Oleh:
Happy Hapsari, S.H



Alumni Universitas Negeri Semarang
Anggota APIO



Rabu, 17 Juni 2015

SEMINAR KESEHATAN BPR RAM
 Bersama Dr. Anton Budi Hermawan & Dr. Danang Dwinaryo, SpM


Seminar dilaksanakan pada hari Minggu, 14 Juni 2015, di KPS BPR Restu Group Jln Majapahit 129B Semarang. Acara dimulai pukul 08.00 - selesai. Selain seminar juga diadakan donor darah, check kesehatan, dan check mata.

















-oOo--


Penulis:

Rahmi Hardyastuti, S.Psi




Alumni  2013 - Universitas Islam Sultan Agung 
Anggota APIO



Selasa, 16 Juni 2015

Bahagia Itu Ternyata Sederhana


Pojok CIPIKA - CIPIKI
  Berbagi Pengalaman Seputar Kekaryawanan dan Kegiatannya bersama Kang Franes
Berkantor bisa dimana saja, sehingga bekerja bisa setiap saat

Sudah tiga hari ini, badan ku tidak begitu enak...
Mengerjakan tugas kantor pun  terpaksa di kosan saja....
beruntung punya team yang pengertian dan kompak...
sehingga semuanya dapat berjalan lancar....

Makan pagi terpaksa dengan bubur saja... :) di sukuri....
Makan siang untungnya ada teman kantor yang nganterin makanan...
Hm..m.... itu susahnya merantau di negeri orang...
jauh dengan keluarga.....

Beberapa Bulan terakhir ini saya kesulitan tidur malam...
Dokter menganjurkan saya untuk meminum obat khusus...
tapi.... masa mau tidur saja harus pakai obat????
tapi gimana lagi.... :(

Setiap malam ketika memejamkan mata...
sepertinya otak ini terus aktive dengan kegiatannya sendiri..
Tidak bisa di hentikan.....
hasilnya... pagi hari bangun dalam keadaan tidak fit....

Malam ini.... bunda telpun dari rumah di kampung...
katanya... adik kecilku... mendapat juara umum..di kelas paralelnya.....
Wooow.... luar biasa.... selamat yah.. dek... :)
mendengar cerita bunda... dan canda tawa adik kecilku...
aku merasa sangat bahagia.... kangenku sedikit terobati....

Malam ini....Semarang... mendadak sunyi senyap......
udara terasa dingin....dan ketika aku memejamkan mata...
tidak aku rasakan lagi.. kegiatan di otak ku.....
"Ternyata... Bahagia Itu Sederhana.... Terima kasih Bunda..."



*) Cerita di atas hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan tokoh dan latar itu hanya kebetulan saja





-----oOo-----


Penulis: 
Franes Pradusuara, S.Pt., M.Si


Kang Franes memulai karirnya sebagai Praktisi Human Resources sejak 2011. 
Anggota  Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi (APIO).