Rabu, 29 Juli 2015

HUT ke 11 BPR Restu Klaten Makmur



One Team, One Goal
23 Juli 2015, PT.  BPR Restu Klaten Makmur telah genap berkiprah selama 11 tahun, terus berkembang dengan memanfaatkan karunia Tuhan untuk menyediakan dan memenuhi kebutuhan jasa keuangan bagi masyarkat di Klaten, Solo, dan sekitarnya.

Segala tantangan, cobaan, dan ujian telah berhasil dilalui dengan semangat kekeluargaan dan jiwa pantang menyerah. Suatu semangat yang tiada dua “One Team, One Goal”, itulah Restu Klaten.
Dengan diiringi rasa syukur kami memanjatkan doa dan harapan, agar PT. BPR Restu Klaten Makmur menjadi BPR yang terkemuka, terbaik, dan unggul dalam pelayanan serta menjadi pilihan utama bagi masyarakat di wilayah Solo Raya pada khususnya. Satu Tim Satu Tujuan, tema yang menjadikan PT. BPR Restu Klaten Makmur terus menjadi Solusi Keuangan bagi masyarakat di momentum HUT ke-11 ini.

Salam RTM
Salam PRO KITA,
JoS JOS JOS





Selasa, 28 Juli 2015

Mengenal Secara Singkat Tujuh Tahapan Generasi


Penasaran dengan apa yang dimaksud dengan Generasi Y???
maka saya buka-buka artikel dan menemukan  Tujuh  generasi yang dikategorikan sebagai berikut:
 
1. Lost Generation
Generasi ini juga dikenali dengan “Generation of 1914″ di Eropa. Mereka ialah orang yang berjuang di dalam Perang Dunia Pertama. Lahir di antara tahun 1883-1900.
 
2. Greatest Generation
Generasi ini juga dikenali dengan “G.I. Generation” ialah mereka yang berjuang di dalam Perang Dunia Kedua. Tahun kelahiran ialah sekitar 1901 hingga 1924.
 
3. Silent Generation
Generasi ini lahir di antara tahun 1925 hingga 1945. Dikenal juga dengan Lucky Few. Karena mereka masih terlalu muda untuk berpartisipasi dlm PD II.

4. Baby Boomer
Generasi ini lahir selepas PD II dari tahun 1946 hingga 1964. Pd tahun ini, banyak pasangan yg sudah memiliki keberanian untuk mempunyai banyak keturunan, tidak heran jika yang lahir di tahun ini memiliki banyak saudara.

 
5. Generasi X
Generasi yang lahir di antara tahun 1960-1980. Di tahun inilah awal penggunaan PC (Personal Computer), video games, tv kabel, dan internet. Penyimpanan data menggunakan floopy disk atau disket.
 

6. Generasi Y
Dikenal dengan generasi millenia. Generasi ini, menurut teori William Strauss dan Neil Howe, adalah mereka yang lahir pada tahun 1982 hingga tahun pergantian millenium atau tahun 2000. Generasi Y banyak menggunakan teknologi komunikasi instan seperti email, sms, instant messaging dan media pertemanan seperti facebook dan twitter. Dan suka dengan game online.

 
7. Generasi Z
Generasi ini lahir di awal tahun 2000. Mereka yg lahir di generasi Z hampir memiliki kesamaan dengan generasi Y. Tetapi mereka mampu mengaplikasi semua kegiatan dalam satu waktu seperti nge-tweet dg smartphone, browsing dg PC dan mendengarkan MP3 (menggunakan headset). Apapun yg dilakukan semuanya berhubungan dengan dunia maya. 


 Lalu, termasuk Generasi yang manakah anda??? 

 Catatan: artikel diambil dari berbgai sumber di internet, penulis hanya merangkumnya saja

-----oOo-----


Penulis: 
Franes Pradusuara, S.Pt., M.Si


Kang Franes memulai karirnya sebagai Praktisi Human Resources sejak 2011. 
Anggota  Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi (APIO).

 

Senin, 27 Juli 2015

GADO-GADO Cerita Hidup Bersama Pak Tinus - edisi 27 Juli 2015


GADO- GADO
Bersama : Pak Tinus
(Praktisi Psikologi Industri, Anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), Anggota Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi (APIO))



(Lanjutan edisi Senin 13 Juli 2015 tentang "Menjadi Salesman").


"Tapi apa benar bahwa kerja jadi salesman itu PENGHASILANNYA BESAR dan KARIRNYA BAGUS ?" tanya Slontrot.

Aku mengangguk-anggukkan kepala. "Benar. Dan lowongan kerja menjadi salesman relatif lebih banyak daripada jadi staf administrasi. Makanya, kalau kamu ingin cepat kerja, jangan maunya kerja di bagian administratif. Melamarlah di bagian penjualan," kata saya.

"Tapi kalau saya tidak mahir berbicara menawarkan dagangan, bagaimana ?" tanya Slontrot.

"Ya harus berlatih selama kamu masih sekolan atau kuliah. Kamu harus sudah membuktikan bahwa kamu memang bisa berjualan. Memang bakat setiap orang dalam berjualan berbeda-beda. Ada yang bakatnya besar sehingga tidak usah banyak berlatih sudah langsung mahir berjualan. Ada yang bakat berjualannya kecil sehingga harus belajar dan berlatih keras supaya bisa mahir berjualan . Pepatah mengatakan bahwa BANYAK PRAKTEK MEMBUAT ORANG JADI AHLI. Maka, banyaklah berpraktek menjual".

"Tapi kalau akhirnya saya diterima bekerja di bagian administratif, apakah ketrampilan menjual yang sudah saya pelajari tetap ada gunanya?" tanya Slontrot.

"Tentu saja ada gunanya. Ketika kamu bekerja di perusahaan, konsumen kamu ada dua macam. Pertama, KONSUMEN EKSTERNAL, yaitu para pembeli produk barang atau jasa yang dijual perusahaanmu. Kedua, KONSUMEN INTERNAL, yaitu para atasanmu, para rekan sejawatmu, para anak buahmu. Kalau kamu bekerja menjadi salesman, kamu harus melayani konsumen eksternal dan internal. Kalau kamu bekerja di bagian administratif, kamu harus melayani konsumen internal. Intinya, kamu bekerja di bagian apapun, kamu harus melayani konsumen. Nah, pengetahuan, ketrampilan, dan sikap untuk melayani konsumen ini ada pada kompetensi seorang salesman. Jadi, kalau akhirnya kamu bekerja di bagian administrasi sekalipun, kamu akan terlihat menonjol karena kamu memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan sikap seorang salesman yang mahir dalam memberikan kepuasan kepada konsumen internal," jawab saya panjang lebar.

"O.... Begitu ya ? Termasuk ketika saya punya ide untuk perusahaan, saya bisa mengajukannya dengan cara yang efektif dan efisien karena saya bisa MENJUAL IDE dengan baik karena saya punya pengetahuan, ketrampilan, dan sikap seorang salesman, ya ?" Slontrot menyampaikan pemikirannya.

"Betul sekalk !" saya membenarkan pemikiran Slontrot. "Seseorang yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan sikap sebagai seorang salesman karena memiliki penglaman sebagai salesman akan lebih mudah MENJUAL IDENYA sehingga diterima oleh atasan, rekan sejawat, dan bawahan, karena dia memang ahli menjual......  dalam hal ini menjual ide. Hal seperti inilah yang membuat dia memiliki karir yang relatif lebih baik karena dia menguasai INTERPERSONAL SKILL yang baik".

"O.... Jadi INTERPERSONAL SKILL ini perlu dan paling gampang dikuasai dengan praktek menjadi salesman ketika masih sekolah atau kuliah, ya?" tanya Slontrot. 

"Tepat sekali. Ada banyak karyawan yang pandai mengerjakan pekerjaannya, tetapi karirnya biasa-biasa saja. Mengapa? Karena dia tidak punya INTERPERSONAL SKILL yang baik alias dia tidak pandai berhubungan dengan manusia, baik itu atasan, rekan sejawat, maupun bawahan. Padahal kalau dia ingin dapat promosi jabatan, intinya dia harus memimpin anak buah..... dan itu berarti dia harus memiliki INTERPERSONAL SKILL yang baik. Kalau dia tidak punya INTERPERSONAL SKILL yang baik dan tetap diberi promosi jabatan untuk memimpin anak buah, maka kepemimpinannya tidak akan efektif dan efisien..... dan cepat atau lambat maka dia akan dicopot dari jabatannya sebagai pimpinan karena prestasinya sebagai pemimpin jelek," jawab saya.


-----oOo-----

Penulis: 
Ir. Constantinus, M.M.


Pak Tinus sudah bekerja menjadi salesman sejak umur 19 tahun. 
Sejak tahun 2002 menjadi Praktisi Human Resources. Anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) dan Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi
 

Rabu, 22 Juli 2015


--oOo--


Penulis:
Rahmi Hardyastuti, S.Psi




Alumni  2013 - Universitas Islam Sultan Agung 
Anggota APIO

Rabu, 15 Juli 2015

FALSAFAH 5 JARI



1.      Ada JEMPOL (si gemuk ibu jari) yang selalu berkata baik dan menyanjung
2.      Ada TELUNJUK yang suka menunjuk dan memerintah
3.  Ada JARI TENGAH (si jangkung) yang sombong dan angkuh, hanya karena merasa paling panjang
4.    Ada JARI MANIS (si manis) yang selalu jadi teladan, baik, & sabar, maka ia pantas menggunakan cincin
5.      Dan KELINGKING yang lemah, penurut dan pemaaf

Dengan perbedaan (kekurangan dan kelebihan) yang dimiliki masing-masing jari, mereka bersatu, saling melengkapi dan menjadi kuat. Falsafah sederhana ini member contoh tentang bagaimana kuat dan indahnya kebersamaan dalam hidup. Kita terlahir dengan segala perbedaan yang kita miliki dengan tujuan untuk bersatu :

-          Saling menyayangi
-          Saling menolong
-          Saling membantu
-          Saling mengisi
-          Saling menghargai
-          Saling melengkapi

BUKAN UNTUK

-          Saling menuduh
-          Saling menyalahkan
-          Saling merusak

Semua perbedaan dari kita adalah keindahan, agar kita RENDAH HATI dan menghargai orang lain, tidak ada satupun pekerjaan yang dapat kita selesaikan sendiri. Kita terlihat punya kelebihan, hanya karena orang lain punya kekurangan. Begitu pula sebaliknya, tidak ada yang benar-benar lebih bodoh atau lebih pintar itu relative. Kita hanya akan menjadi sempurna karena ada orang lain.

·         Orang pintar bisa gagal
·         Orang hebat bisa jatuh
·         Orang kuat bisa kalah

TETAPI

Orang yang RENDAH HATI dalam segala hal akan selalu mendapat KEMULIAAN.



--oOo--


Penulis:

Rahmi Hardyastuti, S.Psi





Alumni  2013 - Universitas Islam Sultan Agung 
Anggota APIO

Selasa, 14 Juli 2015

Santosa Istana Mobil Semarang Raih Gelar 5 Besar di Technical Skill Competition

Gambar. Mas Amin sebagai Partman  Hyundai  Meraih Lima Besar Partman 
terbaik  tingkat Nasional



19 Juni 2015, Santosa Istana Mobil - dr. Cipto Semarang mengirimkan 1 orang partman untuk mengikuti ajang Technical Skill Competition yang diadakan Hyundai Jakarta, dan berhasil meraih gelar 5 besar Partman terbaik tingkat Nasional.

Senin, 13 Juli 2015

GADO-GADO Cerita Hidup Bersama Pak Tinus - edisi 13 Juli 2015



GADO- GADO
Bersama : Pak Tinus
(Praktisi Psikologi Industri, Anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), Anggota Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi (APIO))





MENJADI SALESMAN. Cita-cita untuk menjadi salesman adalah cita-cita yang wajar. Anehnya, menjadi salesman bukan merupakan cita-cita favorit bagi kebanyakan orang.

"Kalau jadi salesman 'kan dikejar target," kata Slontrot. 

Saya menatap Slontrot. Sebagai orang yang sudah bekerja sebagai salesman sejak berumur 19 tahun, saya balik bertanya, "Memangnya kalau bekerja sebagai staf administrasi tidak ada target ? Semua pekerjaan ada targetnya, Boss.... Kalau kamu jadi staf administrasi dan tidak bisa menyelesaikan pekerjaanmu dengan tepat waktu dan tepat mutu, kamu pasti dapat niilai jelek dan kalau itu terjadi terus-terusan pasti kamu diberhentikan".

Memang, bekerja dengan target merupakan hal yang menakutkan bagi sebagian orang. Mereka ingin kerja santai-santai saja. Jujur saja, apa ada pekerjaan seperti ini ? Jawabannya tentu adalah TIDAK, karena semua pekerjaan pasti ada KRITERIA SUKSESNYA, alias ada TARGET yang harus dicapai, sekalipun pekerjaan itu bukan di bidang penjualan.

"Tapi kalau kerja di bidang administrasi 'kan tidak harus menawarkan produk ke calon konsumen," Slontrot membela diri.

"Nah, kalau itu lain soal," kata saya. "Kalau alasannya karena harus menawarkan produk atau jasa kepada calon pembeli, itu lain soil. Tapi jangan bilang karena dikejar target. Sebab, bekerja di bidang administratif pun pasti ada targetnya".

 (Bersambung Senin 27 Juli 2015)



-----oOo-----
Penulis: 
Ir. Constantinus, M.M.


Pak Tinus sudah bekerja menjadi salesman sejak umur 19 tahun. 
Sejak tahun 2002 menjadi Praktisi Human Resources. Anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) dan Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi

Kamis, 09 Juli 2015






Semua orang ingin sukses dengan impiannya masing-masing. Bermimpi yang tinggi dan indah menjadikan sebuah landasan untuk menggerakan pikiran dan tindakan kita ke depan. Berfokus pada apa yang diinginkannya menjadi amunisi tersendiri untuk setiap orang dalam menjalankan misinya menuju visi hidupnya di masa yang akan datang.


"Tanpa mimpi seseorang akan mati", pernyataan dari seorang novelis Indonesia yang sangat terkenal dengan karya-karyanya yang mendunia, menjadikan mimpi sebagai landasan awal dari kehidupan yang akan dicapai. Andrea Hirata, merubah kehidupan seseorang dengan mimpi yang di punya, lalu di usahakan dengan gigih agar mimpi itu menjadi nyata.


Sukses berawal dari mimpi yang kemudian membuat orang tersebut segera beraksi.
Banyak cara untuk menggapai kesuksesan, mulai dari cara-cara yang baik sampai cara-cara yang dapat merugikan orang lain. Setiap manusia berhak untuk sukses dan bebas memilih cara yang akan digunakannya dengan potensi alami manusia untuk berbuat baik atau pun kejahatan.



Sukses tapi tidak bernilai !
Sayang sekali bila seseorang yang sukses untuk hidupnya sendiri, dengan semua mimpi yang telah terwujud, namun dia tidak bernilai untuk sesama. Tidak ada kesan yang telah dibuat untuk kepentingan bersama. Sibuk dengan urusannya sendiri dan tidak menghiraukan orang-orang disekitarnya. Terkesan angkuh dan sombong, sehingga banyak orang yang tidak merasakan manfaat dari kesuksesan orang tersebut. Seperti seseorang yang dengan menempuh segala cara untuk kesuksesannya, tidak memperhatikan nilai dan manfaat untuk orang lain.
"Untuk apa sukses, jika tidak bernilai"



Seseorang yang sangat rendah diri, sejajar dengan orang-orang yang ditemuinya, tidak merasa tinggi diri dan merasa hebat daripada orang lain akan mudah diterima dalam penilaian masyarakat. Hidup dengan apa adanya dan penuh kesederhanaan merasakan indahnya hidup.
Seseorang yang sangat bernilai bagi orang lain, namun dalam materi dia tidak ada apa-apanya, tidak terlihat seperti dewa yang selalu diagung-agungkan, hanya orang biasa yang menjadikan orang lain sangat luar biasa, dia adalah orang yang memiliki sukses yang sepenuhnya, karena hidupnya sangat bermanfaat bagi orang lain.



Hidup dengan lurus, terencana, sabar dan sederhana, niscaya kita siap dengan segala sesuatu yang akan datang.


Menjadi seseorang yang bernilai bagi orang lain adalah sukses yang sebenarnya !


--oOo---
 Penulis Oleh:
Happy Hapsari, S.H



Alumni Universitas Negeri Semarang
Anggota APIO