Sabtu, 03 Oktober 2015

PENYAKIT KESEPIAN




Saya punya teman asli dari Jepara, Yang sama – sama manusia perantauan di Jogja. Bedanya saya kerja dia kuliah. Dia sahabat saya sejak SMA, jarang sekali dia menghubung saya. Tetapi saya selalu tau keadaan dia, karena dia selalu update di sosmed. Hehe.. Sebut saja namanya Vava. Kemarin tepatnya pada hari sabtu  siang  Hp saya berbunyi “Tuliling…tuliling..” Sampai 5 kali panggilan tak terjawab. Ternyata saya lihat Hp, si Vava lah yang telepon. “Kok tumben ya telepon? Pasti ada sesuatu” Membatin dalam hati saya.. langsung saya telepon balik.
Aku     : Kenapa Va?
Vava    : Dimana cincha? (Panggilan sayang kita.. hihi)
Aku     : Di kost an, baru pulang. Ada apa? tumben?
Vava    : Aku pengen nginep di kostmu selama seminggu, boleh?
Aku     : Boleh bingitt cinchaa.. Ada biaya sewa ya.. 100 ribu kamar doing. Kalo sekalian konseling 500 ribu maks 5 jam dalam sehari. Gimandose? Mau?
Vava    : Mehong amat si?. Konseling by phone aja deh
Aku     : Gak boleh, harus ketemu langsung.. hahaha
Vava    : Oke deh.. siap!! Berapapun eke bayar cincha.. haha
Sabtu malam minggu Jam 18.30 Vava sampailah ke kost saya. Makan malam di “Lesehan terminal Condong Catur” setelah itu kami langsung cabut ke kost.
Sesampai di kost, dia langsung bercerita panjang x lebar x tinggi..
Pertama kali yang di ceritakan adalah ibunya. Jadi, selama ini ibunya sakit – sakitan. Saya tanya, Sakit apa? Sampai serius kah?

“Sakit kesepian.” Jawabnya
“Hah ??, Emang ada ?? “ Tanya saya sambil nganga
Ternyata dalam ilmu kedokteran ada juga penyakit kesepian?
Akhirnya saya searching dan ini hasilnya :
Hasil penelitian terbaru oleh Psychological Science menemukan bahwa orang-orang yang merasa kesepian, kerap menggambarkan suatu boneka sebagai sosok manusia. Mereka dipandang sebagai seseorang yang berkepribadian aneh. Lebih dari itu, merasa kesepian bisa mengganggu masalah kesehatan. “Orang-orang yang kesepian memiliki lebih banyak masalah pada kesehatan fisik dan mental daripada mereka yang berhubungan dengan banyak orang,” ujar Bruce Rabin, seorang direktur Program Lifestyle University of Pittsburgh Medical Center. Setidaknya ada empat efek kesepian bagi kesehatan, sebagai berikut:

1. Rentan depresi
Kesepian sering membuat seseorang merasa sedih. Berdasarkan hasil penelitian Universitas Chicago, semakin larut dalam kesedihan, semakin besar kemungkinan mengalami gejala depresi. “Saat Anda kesepian, hormon otak yang berhubungan dengan stres seperti kortisol menjadi aktif sehingga dapat menyebabkan depresi,” jelas Rabin. Untuk mengurangi gejala depresi, seseorang perlu aktif berinteraksi sosial. Hal ini didukung oleh studi Colorado State University pada tahun 2009.
2. Pola makan cenderung tidak sehat
Selanjutnya, orang yang merasa kesepian dimungkinkan mengurangi perhatian terhadap dirinya, alias abai terhadap kesehatan dirinya. Peneliti (baca: Bruce Rabin) mengatakan bahwa pola makan orang-orang yang merasa kesepian menjadi tidak sehat, apalagi hanya makan seorang diri. Berbeda dengan mereka yang menyiapkan masakan untuk orang lain.
3. Serangan jantung
Yang ketiga, hal yang paling rentan dialami oleh seorang yang kesepian adalah rentan terkena penyakit jantung. Sebuah studi di Havard tahun 2012 menunjukkan bahwa sebesar 24 persen orang dewasa yang hidup seorang diri memiliki risiko kematian akibat penyakit jantung. “Penelitian secara konsisten menunjukkan orang yang kesepian memiliki risiko penyakit jantung lebih tinggi,” kata Rabin.
Menurutnya, ketika seseorang tidak mendapat dukungan secara sosial, maka akan lebih mudah stres yang pada akhirnya meningkatkan kemungkinan terkena penyakit jantung. Diketahui bahwa produksi hormon stres yang tinggi dapat meningkatkan akumulasi endapan kolesterol di dalam hati. Mereka yang merasa kesepian juga cenderung kurang bergerak aktif.
4. Sistem kekebalan tubuh lemah
Menurut hasil penelitian Ohio State University tahun 2013 menunjukkan bahwa seseorang yang merasa kesepian dimungkinkan memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Orang-orang yang merasa kesepian akan lebih rentan mengalami inflamasi. Inflamasi atau peradangan ini terkait dengan kondisi kesehatan seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2, atritisn dan alzheimer.
Nah, Pembaca Media Ikhram, bagaimana mengatasi masalah kesepian?
Di dalam agama kita sudah dijelaskan bagaimana cara kita hidup di dunia. Selain hablum min al-Allah yang harus dijaga, habulum min an-Nas juga penting untuk kita latih, lho. Fakta menemukan bahwa orang yang selalu bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain akan menghilangkan rasa kesepian. Menjadikan orang lain sebagai teman curhat, teman berbagi masalah, dan tempat mencairkan suasana itu penting dalam mengatasi kesepian, lho.
Bruce Rabin mengatakan, seseorang yang hanya memiliki beberapa teman dekat bisa tidak merasa kesepian. Sebaliknya, ada seseorang yang merasa kesepian dalam keramaian. Bergabung dengan suatu kelompok atau berkumpul setiap malam pun belum tentu mampu mengusir rasa sepi. Lalu apa yang sebaiknya dilakukan? Lakukanlah perbuatan baik bagi orang lain. Hal ini dapat meningkatkan suasana hati Anda menjadi lebih baik. Anda akan berinteraksi dengan sejumlah orang yang bisa menjadi teman dan akhirnya membuat Anda tak lagi merasa kesepian.
Sumber: Harian Kompas


Tidak ada komentar:

Posting Komentar