Sumber gambar : http://nawaberita.com/kapal-feri-tenggelam-50-penumpang-tewas/
Setiap pagi
di BPR AMS selalu ada yang bertugas memimpin rekan-rekan untuk berdoa, membaca
Ikrar Pancakarya dan menyampaikan cerita motivasi. Hal ini dilakukan secara
bergiliran sesuai jadwal yang dibuat oleh Mbak Tata sebagai HR Contact. Berikut
ini salah satu cerita motivasi yang saya kutip semoga bisa menginspirasi kita
semua.
Seorang guru menceritakan kisah
ini di kelas. Sebuah kapal pesiar hampir tenggelam karena kecelakaan di tengah
lautan. Sepasang suami istri dan seorang anaknya berusaha menyelamatkan diri
berlari menuju sekoci. Sampai di sekoci tersebut, mereka baru menyadari bahwa
ternyata hanya tersisa satu tempat. Sang suami segera melompat untuk masuk ke
sekoci mendahului istrinya. Sang istri meneriakkan satu kalimat sambil menatap
sekoci yang semakin menjauh. Guru bertanya kepada murid-muridnya, “Apakah
kalian tahu, apa yang diteriakkan oleh istri tersebut?”
Murid-murid
menjawab
“Aku benci kamu!”
“Kamu egois!”
“Kamu jahat padaku!”
Tapi guru itu
melihat bahwa ada satu murid yang diam saja. Guru itu meminta murid itu
menjawab.
“Saya yakin
istri tersebut berteriak ‘Tolong jaga anak kita baik-baik’” jawab murid itu
dengan suara pelan dan mata menerawang.
Sang guru
terkejut dan mengira bahwa murid tersebut pernah mendengar cerita ini
sebelumnya. Namun, murid itu menggeleng “Belum. Itu yang dikatakan mama saya
sebelum dia meninggal karena penyakitnya.”
“ Jawaban itu
benar.” Kata sang guru kepada seisi kelas. Kapal itu akhirnya tenggelam dan
sang suami membawa anak mereka pulang sendirian.
Bertahun-tahun kemudian setelah
sang suami meninggal, anak tersebut menemukan buku harian milik ayahnya. Dalam
buku itu sang anak menemukan kenyataan bahwa ketika ayah ibunya naik kapal
pesiar, mereka telah mengetahui bahwa sang ibu mengidap penyakit kronis dan
akan segera meninggal. Oleh karena itu, pada saat darurat sang ayah memutuskan
untukmengambil kesempatan satu-satunya untuk bertahan hidup. Sang ayah
menuliskan “Aku sangat berharap untuk mati di dasar laut bersamamu. Namun, demi
anak kita aku harus membiarkanmu tenggelam selamanya di bawah sana.”
Ceritapun selesai dan seisi kelas terdiam. Seluruh murid tahu moral
dari cerita tersebut. Kita bisa menyimpulkan bahwa kejahatan ataupun kebaikan
yang terjadi di dunia ini tidak sesederhana yang sering kita pikirkan. Berbagai
komplikasi alasan yang melatarbelakangi hal tersebut yang kadang sulit untuk
kita mengerti. Oleh karena itu, hendaknya kita jangan langsung menghakimi tanpa
tahu apa-apa. Yuk, kita lebih bijak
untuk menyikapi tindakan orang lain dengan mencoba melihat bukan hanya dari
satu sisi. Semoga kita senantiasa menjadi orang yang berpikiran jernih.
Pramita
D. Ariyani
--PT.
BPR Artha Mukti Santosa--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar