Saya punya teman asli dari Jepara, Yang
sama – sama manusia perantauan di Jogja. Bedanya saya kerja dia kuliah. Dia
sahabat saya sejak SMA, jarang sekali dia menghubung saya. Tetapi saya selalu
tau keadaan dia, karena dia selalu update di sosmed. Hehe.. Sebut saja namanya
Vava. Kemarin tepatnya pada hari sabtu
siang Hp saya berbunyi
“Tuliling…tuliling..” Sampai 5 kali panggilan tak terjawab. Ternyata saya lihat
Hp, si Vava lah yang telepon. “Kok tumben ya telepon? Pasti ada sesuatu” Membatin
dalam hati saya.. langsung saya telepon balik.
Aku : Kenapa Va?
Vava : Dimana cincha? (Panggilan sayang kita..
hihi)
Aku : Di kost an, baru pulang. Ada apa? tumben?
Vava : Aku pengen nginep di kostmu selama
seminggu, boleh?
Aku : Boleh bingitt cinchaa.. Ada biaya sewa
ya.. 100 ribu kamar doing. Kalo sekalian konseling 500 ribu maks 5 jam dalam
sehari. Gimandose? Mau?
Vava : Mehong amat si?. Konseling by phone aja
deh
Aku : Gak boleh, harus ketemu langsung.. hahaha
Vava : Oke deh.. siap!! Berapapun eke bayar
cincha.. haha
Sabtu
malam minggu Jam 18.30 Vava sampailah ke kost saya. Makan malam di “Lesehan
terminal Condong Catur” setelah itu kami langsung cabut ke kost.
Sesampai
di kost, dia langsung bercerita panjang x lebar x tinggi..
Pertama
kali yang di ceritakan adalah ibunya. Jadi, selama ini ibunya sakit – sakitan. Saya
tanya, Sakit apa? Sampai serius kah?
“Sakit
kesepian.” Jawabnya
“Hah
??, Emang ada ?? “ Tanya saya sambil nganga
Ternyata dalam ilmu kedokteran ada juga penyakit kesepian?
Akhirnya saya searching dan ini hasilnya :
Hasil penelitian terbaru oleh Psychological
Science menemukan bahwa orang-orang yang merasa kesepian, kerap
menggambarkan suatu boneka sebagai sosok manusia. Mereka dipandang sebagai
seseorang yang berkepribadian aneh. Lebih dari itu, merasa kesepian bisa
mengganggu masalah kesehatan. “Orang-orang yang kesepian memiliki lebih banyak
masalah pada kesehatan fisik dan mental daripada mereka yang berhubungan dengan
banyak orang,” ujar Bruce Rabin, seorang direktur Program Lifestyle
University of Pittsburgh Medical Center. Setidaknya ada empat efek
kesepian bagi kesehatan, sebagai berikut:
1. Rentan depresi
Kesepian sering membuat
seseorang merasa sedih. Berdasarkan hasil penelitian Universitas Chicago,
semakin larut dalam kesedihan, semakin besar kemungkinan mengalami gejala
depresi. “Saat Anda kesepian, hormon otak yang berhubungan dengan stres seperti
kortisol menjadi aktif sehingga dapat menyebabkan depresi,” jelas Rabin. Untuk
mengurangi gejala depresi, seseorang perlu aktif berinteraksi sosial. Hal ini
didukung oleh studi Colorado State University pada tahun 2009.
2. Pola makan cenderung
tidak sehat
Selanjutnya, orang yang merasa
kesepian dimungkinkan mengurangi perhatian terhadap dirinya, alias abai
terhadap kesehatan dirinya. Peneliti (baca: Bruce Rabin) mengatakan bahwa pola
makan orang-orang yang merasa kesepian menjadi tidak sehat, apalagi hanya makan
seorang diri. Berbeda dengan mereka yang menyiapkan masakan untuk orang lain.
3. Serangan jantung
Yang ketiga, hal yang paling
rentan dialami oleh seorang yang kesepian adalah rentan terkena penyakit
jantung. Sebuah studi di Havard tahun 2012 menunjukkan bahwa sebesar 24 persen
orang dewasa yang hidup seorang diri memiliki risiko kematian akibat penyakit
jantung. “Penelitian secara konsisten menunjukkan orang yang kesepian memiliki
risiko penyakit jantung lebih tinggi,” kata Rabin.
Menurutnya, ketika seseorang
tidak mendapat dukungan secara sosial, maka akan lebih mudah stres yang pada
akhirnya meningkatkan kemungkinan terkena penyakit jantung. Diketahui bahwa
produksi hormon stres yang tinggi dapat meningkatkan akumulasi endapan
kolesterol di dalam hati. Mereka yang merasa kesepian juga cenderung kurang
bergerak aktif.
4. Sistem kekebalan tubuh lemah
Menurut hasil penelitian Ohio
State University tahun 2013 menunjukkan bahwa seseorang yang merasa kesepian
dimungkinkan memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Orang-orang yang
merasa kesepian akan lebih rentan mengalami inflamasi. Inflamasi atau
peradangan ini terkait dengan kondisi kesehatan seperti penyakit jantung,
diabetes tipe 2, atritisn dan alzheimer.
Nah, Pembaca Media Ikhram, bagaimana mengatasi masalah kesepian?
Di dalam agama kita sudah
dijelaskan bagaimana cara kita hidup di dunia. Selain hablum min al-Allah
yang harus dijaga, habulum min an-Nas juga penting untuk kita latih, lho.
Fakta menemukan bahwa orang yang selalu bersosialisasi dan berinteraksi dengan
orang lain akan menghilangkan rasa kesepian. Menjadikan orang lain sebagai
teman curhat, teman berbagi masalah, dan tempat mencairkan suasana itu penting
dalam mengatasi kesepian, lho.
Bruce Rabin mengatakan,
seseorang yang hanya memiliki beberapa teman dekat bisa tidak merasa kesepian.
Sebaliknya, ada seseorang yang merasa kesepian dalam keramaian. Bergabung dengan
suatu kelompok atau berkumpul setiap malam pun belum tentu mampu mengusir rasa
sepi. Lalu apa yang sebaiknya dilakukan? Lakukanlah perbuatan baik bagi orang
lain. Hal ini dapat meningkatkan suasana hati Anda menjadi lebih baik. Anda
akan berinteraksi dengan sejumlah orang yang bisa menjadi teman dan akhirnya
membuat Anda tak lagi merasa kesepian.
Sumber: Harian Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar