KEPRIBADIAN SENSING
Baru percaya kalau sudah mendapatkan bukti dengan panca indera.
Tidak bergerak kalau belum ada bukti.
Orang dengan kepribadian sensing bukan berarti / pasti orang yang logis / rasional, sebab ada juga yang emosional / sensitif perasaannya.
KEPRIBADIAN INTUTIF
Bukan berarti tidak butuh bukti yang dapat ditangkap dengan panca indera.
Tetapi mendahulukan intuisi (naluri) untuk mendapatkan bukti, baru setelah itu bertindak lebih lanjut.
Karena itu orang dengan kepribadian intutif lebih antisipatif / lebih cepat dibandingkan orang dengan kepribadian sensing saja, sebab sudah bisa melihat apa yang belum terlihat.
JARANG ADA ORANG YANG 100%
SENSING ATAU 100% INTUTIF
Pada umumnya, orang mempunyai kepribadian yang merupakankombinasi antara sensing dengan intuitif.
Misalnya, Si A 75% sening : 25% intuitif.
Si B 50% sensing : 50% intuitif.
Si C 25% sensing : 75% intuitif.
Kalau kita bekerja di dunia bisnis, lebih menguntungkan kalau kita bisa mengembangkan kepribadian intuitif, karena membuat kita jadih lebihantisipatif terhadap berbagai macam kemungkinan.
Dari mana sumber intuisi ?
Gawan bayi.
Proses belajar secara khusus (kursus).
Proses bergaul sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Awas !
Kepribadian intuitif yang diajarkan dalam workshop ini adalah kepribadian intuitif yang berfokus pada mengartikan maksud terselubung dari seseorang.
Dengan demikian, meskipun tidak ada bukti yang ditangkap oleh panca indera, tetapi maksud sebenarnya dari orang itu sudah dapat diketahui.
Bagaimana melakukannya ?
Jeli memperhatikan hal-hal kecil
Jangan melewatkan hak sekecil dan sesederhana apapun.
Rekamlah dengan cermat di dalam ingatan.
Suatu ketika akan muncul sebagai mozaik yang melengkapi mozaik-mozaik lainnya.
Meluangkan waktu untuk tenang & merenung
Banyak orang yang salah menduga bahwa merenung adalah sama denganmelamun !
Merenung berbeda dengan melamun !
Melamun = pikiran tidak terarah, tidak melakukan kegiatan berfikirsintetis-analisis.
Merenung = pikiran terarah untuk melakukan refleksi tentang apa yang telah terjadi (melakukan analisis yaitu memotong-motong informasi menjadi kecil-kecil sampai menjadi intisarinya) dan merangkaipotongan-potongan informasi yang belum utuh sehingga menjadi gambar yang lebih utuh (kegiatan sintesis, yaitu menyusun menjadi sesuatu yang baru).
Meluangkan waktu & melatih diri membaca novel detektif
Membaca novel akan memperkuat imagery, yaitu menggambarkan adegan yang diceritakan dalam kalimat-kalimat novel.
Cerita detektif akan melatih pikiran untuk bisa merangkai mozaik yang sepotong-potong menjadi gambar besar yang utuh.
----- oOo -----
Penulis:
Constantinus
Penulis adalah ilmuwan psikologi,
kandidat psikolog industri & organisasi,
praktisi manajemen sumberdaya manusia,
komisaris BPR Restu Group,
dan anggota Keluarga Sabuk Hitam INKADO Jawa Tengah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar