Senin, 23 Februari 2015

GADO-GADO Cerita Hidup Bersama Pak Tinus - edisi 23 Februari 2015

GADO-GADO
Bersama Pak Tinus
(Anggota Himpunan Psikologi Indonesia & Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi)




Nenek Pembuat "Pincuk"
(Foto oleh Ir. Constantinus, MM di Warung Pecel "Mbok Kami" pada hari Kamis 19 Februari 2015).  


Memperhatikan. Duduk diam dan mengamati terus-menerus sambil berpikir tentang sesuatu : seorang nenek yang dengan teliti membuat tempat makan dari daun pisang yang dalam Bahasa Jawa disebut "pincuk".

* * *

"Mohon izin memotret, ya Nek," kata saya memohon izin memotret dalam Bahasa Jawa.

Nenek itu tersenyum. Perlahan. Se-perlahan setiap kali dia membuat lipatan-lipatan daun pisang menjadi "pincuk".

Saya memotret. Tersenyum. Mengucapkan terima kasih kepada Nenek yang masih selalu membuat "pincuk" dari daun pisang.

* * *

"Manusia akan menjadi tua dan mati," aku teringat apa yang tertulis di buku Filsafat yang harus aku pelajari di bangku kuliah Psikologi. 

Tetapi masalahnya bukan "menjadi tua" atau "kematian" itu sendiri. Sebab, setiap orang pasti "menjadi tua" dan "mati". Jadi ini alamiah saja. Bukan masalah.

Masalahnya adalah : bagaimana mengisi "kehidupan" ini, sehingga pada saatnya nanti ketika sudah "menjadi tua" ataupun "mati", maka orang akan menilai : apakah dia itu orang baik atau tidak di masa hidupnya / di masa mudanya. 

* * *

"Saya 'kan masih muda, Oom.... Apa relevansinya nenek itu dengan saya ?" tanya Slontrot kepada saya.

"Relevansinya jelas. Kamu sekarang memang masih muda. Tapi kamu pasti akan menjadi tua. Mungkin umurmu bisa menyamai umur nenek itu, mungkin lebih, mungkin juga kurang. Apapun, apakah di masa tuamu nanti, kamu bisa sebahagia nenek itu ?" tanya saya.

"Nenek itu terlihat bahagia, ya ?"

"Ya," kata saya. Dia menikmati masa tuanya.

"Saya ingin seperti nenek itu, bisa bahagia menjalani hidup apa adanya," kata Slontrot. "Bahagia melipat daun-daun pisang menjadi 'pincuk' buat tempat makan pecel".

Saya terdiam. Slontrot memang ada-ada saja, sok melankolis.

* * *

Tetapi, apakah saya memang ketika sudah tua juga bisa se-bahagia nenek itu ? Apa yang harus saya kerjakan ketika masih muda, supaya tidak menyesal di saat sudah tua dan tidak berdaya kelak ?


-----oOo-----



Penulis: 
Ir. Constantinus, M.M.



Pak Tinus sudah bekerja menjadi salesman sejak umur 19 tahun. 
Sejak tahun 2002 menjadi Praktisi Human Resources. Anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) dan Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar