Senin, 18 Mei 2015

GADO-GADO Cerita Hidup Bersama Pak Tinus - edisi 18 Mei 2015

GADO-GADO
Bersama : Pak Tinus
(Praktisi Psikologi Industri, Anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), Anggota Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi (APIO))

* * * * *

SYUKURAN. Dalam Bahasa Jawa, kata ini berarti "kegiatan yang dilakukan sebagai bentuk syukur kepada Tuhan". Maka, ada syukuran dalam bentuk makan bersama (yang bersyukur = yang mentraktir teman-temannya). Ada juga syukuran dalam bentuk nonton film di bioskop bersama teman-teman (lagi-lagi, yang bersyukur = yang membayar semua tiket untuk teman-temannya). Tentu saja, syukuran juga bisa diwujudkan dengan membagi doos berisi nasi lengkap dengan lauk-pauknya (biasanya, disertai dengan buah pisang). Singkat kata, syukuran itu berarti yang bersyukur senang, orang lain juga senang.

Hari Jumat tanggal 15 Mei 2015 kemarin, saya melihat murid-murid kelas XII dari SMAN 3 Kota Semarang syukuran lulus Ujian Nasional berjalan kaki bersama di Jalan Pandanaran sambil membawa setangkai bunga mawar. Saya baca di internet, murid-murid kelas XII dari SMA Kolese De Brito Yogyakarta syukuran lulus Ujian Nasional berjalan kaki dari kampus sekolahnya ke perempatan Tugu di Yogya. Saya melihat, pakaian mereka bersih dan rapi.

Sayangnya, pada hari yang sama, saya juga melihat ada murid kelas XII (tidak usah saya sebutkan nama sekolahnya) yang berboncengan naik sepeda motor dengan pakaian seragam yang kotor karena disemprot dengan cat semprot. Kok aneh ya, cara mereka ini melakukan syukuran ? Apakah sudah DEMIKIAN BENCINYA mereka dengan baju seragam sekolah yang mereka pakai sekolah selama ini, sehingga kesempatan ini menjadi momen yang tepat untuk merusak pakaian seragam mereka ? Kalaupun sudah tidak akan dipakai, kenapa tidak diberikan saja kepada kenalan atau orang yang membutuhkan ? 

* * * * *

Semakin bertambah usia seseorang, tidak selalu bertambah matang dan dewasa. Dalam dunia psikologi, dikenal istilah Perkembangan Moral. Dalam hal ini, tentu layak kita bertanya-tanya : apakah layak seorang murid kelas XII yang dinyatakan lulus Ujian Nasional, justru merusak pakaian seragam SMA-nya dengan cat semprot ?

Tentu saja, masing-masing orang punya jawaban sendiri. 

Tentu saja, setiap orang berhak syukuran dengan caranya sendiri.

Tetapi hati nurani dan akal sehat yang dewasa tentu akan mengatakan bahwa merusak pakaian seragam dengan cat semprot bukanlah perilaku yang dewasa.

Jadi, sudah dewasakah kita, terutama ketika syukuran ?

-----oOo-----

Penulis: 
Ir. Constantinus, M.M.


Pak Tinus sudah bekerja menjadi salesman sejak umur 19 tahun. 
Sejak tahun 2002 menjadi Praktisi Human Resources. Anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) dan Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar