Senin, 26 Januari 2015

GADO-GADO Cerita Hidup Bersama Pak Tinus - edisi 26 Januari 2015


GADO-GADO
Cerita Hidup Bersama Pak Tinus



Sore itu hujan. Jam di mobil menunjukkan waktu 16.00. Saya mengemudikan mobil di Jalan Depok Semarang, berhenti karena "traffic light" berwarna merah.

Di depan saya, dari jarak 3 meteran, datang seorang laki-laki kurus usia 50-an membawa setumpuk koran jualannya dalam bungkusan plastik putih transparan. Korannya dilindungi plastik, dia sendiri hujan-hujanan.

Laki-laki itu menawarkan koran jualannya kepada pengemudi mobil di depan saya dengan sopan dan wajah ramah. Tidak ada pemaksaan maupun memasang wajah sedih karena kelaparan (trik seperti ini saya jumpai pada beberapa penjual koran). 

Akhirnya laki-laki itu sampai di mobil saya. Saya mengulurkan uang Rp 2.000,- seraya meminta koran Tribun Jateng yang harganya Rp 1.000,-. Saya bilang, kembaliannya buat dia saja.

Dengan wajah ceria, ramah, dan penuh semangat, laki-laki itu berkata (dalam Bahasa Jawa), "Saya beri bonus" seraya memberikan koran Wawasan yang memang sedang dijual dengan harga promo Rp 1.000,-. Laki-laki itu kemudian menepuk-nepuk pundak saya dengan penuh semangat. Seolah-olah, dia puas karena telah bertindak sebagai seorang PROFESIONAL : bahwa dia adalah seorang PENJUAL koran, bukan seorang PEMINTA-MINTA yang mau menerima uang pemberian secara GRATISAN.

Lampu "traffic light" keburu berwarna hijau. Saya (harus) melajukan mobil yang saya kemudikan. Hujan masih turun. Dan saya tidak sempat ngobrol dengan laki-laki penjual koran itu tentang kenapa dia bertindak demikian (memberikan bonus koran), dan tidak menerima uang pemberian secara cuma-cuma. 

Mungkin lain kali saya masih bisa bertemu dengan laki-laki penjual koran itu. Dan mengobrol dengan dia tentang perilaku PROFESIONAL-nya. 

Tiba-tiba saya tersenyum kecut dalam hati sambil berpikir, "Apakah saya sudah se-PROFESIONAL penjual koran itu ?"


-----oOo-----




Penulis: 
Ir. Constantinus, M.M.



Renungan di atas ditulis berdasarkan pengalaman nyata pada hari Sabtu tanggal 24 Januari 2015.
 Pak Tinus sudah menulis Cerita Pendek dan Artikel di media massa 
sejak tahun 1989 dengan nama samaran Tien Este

Pak Tinus sudah bekerja menjadi salesman sejak umur 19 tahun. 
Sejak tahun 2002 menjadi Praktisi Human Resources. Anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) dan Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi (APIO). 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar